Program Co-op (Cooperative Academic Education) TELKOM Group 2010 adalah program belajar bekerja terpadu yang dilaksanakan PT. TELKOM bersama Anak Perusahaan (PT. Telkomsel dan PT. Infomedia) yang bekerja sama dengan Dunia Pendidikan guna mewujudkan suasana sinergis antara lembaga pendidikan, penelitian serta riset dan dunia Industri.
Adapun keuntungan dari program ini bagi Mahasiswa diantaranya adalah tercatat pada daftar alumni Co-op TelkomGroup yang akan dimanfaatkan sebagai database rekrutment calon karyawan. Disamping itu, Mahasiswa juga akan mendapatkan honorarium dan sertifikat Co-op.
Pelaksaan Co-op sendiri akan diselenggarakan selama 3 bulan, mulai dari 1 Juni 2010 hingga 31 Agustus 2010. Syarat umum bagi Mahasiswa yang ingin mengikuti program ini adalah Mahasiswa Program S1 minimal telah menempuh Semester VII atau telah menyelesaikan minimal 110 SKS dari total SKS pada jurusan : Teknik Elektro, Teknik Tel, Tek. Informatika, Tek. Industri, Manajemen, Akuntansi, Hukum, Ilmu Komunikasi dan Psikologi. Bersedia magang secara full time di Unit-unit Bisnis Telkom dan Group serta UMKM Binaan, untuk masa 3 bulan (Juni – Agustus 2010 ).
Selain itu Mahasiswa tersebut mempunyai prestasi akademik yang tinggi serta prestasi ekstra kurikuler lainnya, mempunyai kemampuan berbahasa Inggris. Adapun batas usia maksimal adalah 25 tahun saat seleksi serta berbadan sehat dan berkelakuan baik.
Untuk persyaratan khusus ditentukan oleh masing-masing perguruan tinggi sebelum data diserahkan ke Telkom melalui DPPK untuk proses seleksi.
Metode seleksi pada program ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap I, seleksi administrasi oleh perguruan tinggi (26 Maret 2010). Tahap II, seleksi tertulis dan wawancara oleh TELKOM dan DPPK (April - Mei 2010).
Dalam pengembangan sumberdaya manusia dikenal adanya istilah magang sebagai bagian dari suatu pembelajaran di kampus. Magang umumnya merupakan pembelajaran bagi para mahasiswa yang sudah lebih berpengalaman . Meskipun hal itu mungkin dilengkapi dengan pelatihan di luar kelas-pekerjaan. Kebanyakan para mahasiswa terampil, seperti perancang produksi dan administrasi pembukuan dilatih melalui program magang formal. Bantuan dan tugas belajar selama pelatihan dengan cara magang menggunakan tingkat partisipasi tinggi. Dengan demikian peserta pelatihan dan memiliki kemampu-pindahan yang tinggi terhadap pekerjaan ini.
Selain magang terdapat bentuk pelatihan dengan menyediakan sebuah model untuk peserta pelatihan dimana peserta meniru apa yang dilakukan atau ditunjukkan pelatih. Kebanyakan perusahaan menggunakan model pelatihan ini. Bentuk ini memang kurang begitu formal daripada program magang karena kurang terdapat sesi formal di dalam kelas. Oleh karena itu, baru disediakan manakala dibutuhkan sebagai bagian dari program yang sudah disiapkan secara hati-hati.
Pelatihan selalu ditangani oleh penyelia atau manajer; tidak selalu oleh departemen SDM. Kadang-kadang seorang manajer atau tenaga profesional lainnya mengambil manfaat dan memainkan peranan mentor, dan memberikan ketrampilan dan nasihat karir. Bentuk partisipasi, umpan balik, dan perpindahan pekerjaan sangat mungkin memiliki porsi tinggi dalam proses pembelajaran ini.
Tugas-tugas untuk gugus tugas dapat membantu banyak karyawan dengan cara yang sama dengan magang dan coaching. Melalui periode pertemuan staf yang teratur dengan para gugus tugas, seorang manajer mengembangkan ketrampilan antarpersonal, belajar mengevaluasi informasi, dan memperoleh pengalaman dalam mengamati model-model potensial.
Para peserta magang umumnya merasa lebih puas ketimbang dengan pembelajaran yang sifatnya teoritis. Mereka merasa diberi peran banyak untuk mengmbangkan kraetifitasnya. Sekaligus dihargai akan jerih payahnya selama dan sesudah magang. Kompensasi dalam bentuk gaji dan atau upah tetap diberikan. Bahkan ada juga yang memeroleh uang saku selama magang.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pendekatan pelatihan dalam bentuk magang ini berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilan dan sikap kerja keras para pesertanya. Kinerja mereka pun semakin meningkat setelah mereka mengikuti magang antara satu sampai dua bulan. Hal ini karena mereka mampu menarik pelajaran dari kekeliruan dan keberhasilan dalam praktek selama magang. Dengan pengalaman magangnya mereka semakin berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pada intinya mereka bekerja dalam upaya meningkatkan mutu kerjanya.
Sumber :http://www.telkom.co.id
Program Cooperative Education (Co-Op)
Adapun keuntungan dari program ini bagi Mahasiswa diantaranya adalah tercatat pada daftar alumni Co-op TelkomGroup yang akan dimanfaatkan sebagai database rekrutment calon karyawan. Disamping itu, Mahasiswa juga akan mendapatkan honorarium dan sertifikat Co-op.
Pelaksaan Co-op sendiri akan diselenggarakan selama 3 bulan, mulai dari 1 Juni 2010 hingga 31 Agustus 2010. Syarat umum bagi Mahasiswa yang ingin mengikuti program ini adalah Mahasiswa Program S1 minimal telah menempuh Semester VII atau telah menyelesaikan minimal 110 SKS dari total SKS pada jurusan : Teknik Elektro, Teknik Tel, Tek. Informatika, Tek. Industri, Manajemen, Akuntansi, Hukum, Ilmu Komunikasi dan Psikologi. Bersedia magang secara full time di Unit-unit Bisnis Telkom dan Group serta UMKM Binaan, untuk masa 3 bulan (Juni – Agustus 2010 ).
Selain itu Mahasiswa tersebut mempunyai prestasi akademik yang tinggi serta prestasi ekstra kurikuler lainnya, mempunyai kemampuan berbahasa Inggris. Adapun batas usia maksimal adalah 25 tahun saat seleksi serta berbadan sehat dan berkelakuan baik.
Untuk persyaratan khusus ditentukan oleh masing-masing perguruan tinggi sebelum data diserahkan ke Telkom melalui DPPK untuk proses seleksi.
Metode seleksi pada program ini dilakukan dalam 2 tahap. Tahap I, seleksi administrasi oleh perguruan tinggi (26 Maret 2010). Tahap II, seleksi tertulis dan wawancara oleh TELKOM dan DPPK (April - Mei 2010).
Dalam pengembangan sumberdaya manusia dikenal adanya istilah magang sebagai bagian dari suatu pembelajaran di kampus. Magang umumnya merupakan pembelajaran bagi para mahasiswa yang sudah lebih berpengalaman . Meskipun hal itu mungkin dilengkapi dengan pelatihan di luar kelas-pekerjaan. Kebanyakan para mahasiswa terampil, seperti perancang produksi dan administrasi pembukuan dilatih melalui program magang formal. Bantuan dan tugas belajar selama pelatihan dengan cara magang menggunakan tingkat partisipasi tinggi. Dengan demikian peserta pelatihan dan memiliki kemampu-pindahan yang tinggi terhadap pekerjaan ini.
Selain magang terdapat bentuk pelatihan dengan menyediakan sebuah model untuk peserta pelatihan dimana peserta meniru apa yang dilakukan atau ditunjukkan pelatih. Kebanyakan perusahaan menggunakan model pelatihan ini. Bentuk ini memang kurang begitu formal daripada program magang karena kurang terdapat sesi formal di dalam kelas. Oleh karena itu, baru disediakan manakala dibutuhkan sebagai bagian dari program yang sudah disiapkan secara hati-hati.
Pelatihan selalu ditangani oleh penyelia atau manajer; tidak selalu oleh departemen SDM. Kadang-kadang seorang manajer atau tenaga profesional lainnya mengambil manfaat dan memainkan peranan mentor, dan memberikan ketrampilan dan nasihat karir. Bentuk partisipasi, umpan balik, dan perpindahan pekerjaan sangat mungkin memiliki porsi tinggi dalam proses pembelajaran ini.
Tugas-tugas untuk gugus tugas dapat membantu banyak karyawan dengan cara yang sama dengan magang dan coaching. Melalui periode pertemuan staf yang teratur dengan para gugus tugas, seorang manajer mengembangkan ketrampilan antarpersonal, belajar mengevaluasi informasi, dan memperoleh pengalaman dalam mengamati model-model potensial.
Para peserta magang umumnya merasa lebih puas ketimbang dengan pembelajaran yang sifatnya teoritis. Mereka merasa diberi peran banyak untuk mengmbangkan kraetifitasnya. Sekaligus dihargai akan jerih payahnya selama dan sesudah magang. Kompensasi dalam bentuk gaji dan atau upah tetap diberikan. Bahkan ada juga yang memeroleh uang saku selama magang.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pendekatan pelatihan dalam bentuk magang ini berpengaruh terhadap peningkatan ketrampilan dan sikap kerja keras para pesertanya. Kinerja mereka pun semakin meningkat setelah mereka mengikuti magang antara satu sampai dua bulan. Hal ini karena mereka mampu menarik pelajaran dari kekeliruan dan keberhasilan dalam praktek selama magang. Dengan pengalaman magangnya mereka semakin berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Pada intinya mereka bekerja dalam upaya meningkatkan mutu kerjanya.
Sumber :http://www.telkom.co.id
0 komentar:
Posting Komentar